Laman

Kamis, 23 Juli 2015

Hikmah Hari Raya Idul Fitri Bagi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Ditulis dan dipostingkan oleh Admin Web. Para pembaca Website SMP Negeri 1 Kayen yang budiman. Pada posting kali ini, Admin Web ingin sharing sebuah tema dengan judul diatas. Hikmah adalah sesuatu positip yang dapat dipetik dari sebuah peristiwa atau kejadian.

     Setelah sebulan menjalankan kewajiban berpuasa, Umat Islam merayakan hari Idul Fitri. Dengan bahasa lain umat Islam merayakan lebaran. Orang Jawa menyebutnya dengan 'bada'. Perayaan lebaran diawali dengan menjalankan sholat Idul Fitri di masjid masjid atau di lapangan tepat pada 1 Syawal. Sebelum menjalankan sholat sunah Idul Fitri, malam harinya dikumandangkan Takbir semalam suntuk dan Zakat Fitrah sebesar 2,5 kg makanan pokok. Dapat berupa beras, jagung atau sagu (tergantung makanan pokok daerah masing-masing). Hasil dari zakat fitrah dibagikan kepada para fakir miskin dan 6 asnaf lainnya. Asnaf adalah orang yang berhak menerima zakat fitrah. Ada 8 asnaf diantaranya adalah fakir,miskin, amil. dan ibnu sabil. Fakir adalah orang yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi hasil dari mereka bekerja tidak bisa mencukupi kebutuhan pokok. Fakir adalah orang yang kadang mempunyai pekerjaan kadang tidak dan hidup serba kekurangan. Amil adalah panitia zakat fitrah. Ibnu sabil yaitu orang yang berjuang di jalan Allah misalnya para guru mengaji dan TPQ yang tidak memperoleh pembayaran secara periodik.

     Pada hari Idul Fitri ada kebiasaan yang sangat baik yaitu bersilaturohim atau saling mengunjungi kerabat, tetangga, teman dan ke guru. Oleh karena itu. ada acara mudik atau pulang kampung halaman. Banyak anggota keluarga yang menuntut ilmu dan mencari nafkah di lain daerah, kota lain, pulau lain  bahkan ada yang keluar negara. Pada saat lebaran mereka berusaha untuk pulang. Mereka ingin bertemu keluarga, teman, tetangga dan para guru. Mereka berusaha untuk saling mengunjungi dan memohon maaf satu dengan lain atau saling memaafkan. 

     Berbagai macam cara mudik atau menuju ke daerah asal ditempuh. Ada yang menggunakan transportasi umum misalnya bus, kereta api, pesawat terbang dan kapal laut. Dan ada yang memakai kendaraan pribadi baik itu kendaraan roda empat atau mobil dan kendaraan beroda dua atau sepeda motor. 

     Dari uraian singkat tentang hari Idul Fitri atau hari lebaran, ada beberapa hikmah dari Hari Idul Fitri untuk kehidupan bebangsa dan bernegara. Menurut pendapat penulis hikmah-hikmah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat persatuan dan  kesatuan bangsa dan negara.
     Kebiasaan saling bersilaturohim atau saling mengunjungi satu sama lain dan saling       memberi maaf pada hari Idul Fitri adalah sebuah kebiasaan yang baik. Sebagai manusia biasa. dalam kehidupan sehari hari, dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara pasti ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja.diantara satu dengan lainnya. Dengan mengakui kesalahan dan memohon maaf satu dengan  yang lain tentu akan memperkuat kerukunan. Kesalahan yang dimaksudkan disini adalah kesalahan yang tidak melanggar hukum. Kesalahan yang berat yang sudah memasuki ranah hukum tentu harus diproses dengan ranah hukum. Misalnya hukum pidana, adat atau perdata. 

2. Mempererat persaudaraan.
     Setelah beberapa bulan atau beberapa tahun berpisah antara teman satu dengan teman lain, antara anggota keluarga satu dengan lainnya akan terasa tersambung kembali hubungan pertemanan atau kekeluargaan. Walau sekarang berkomunikasi dapat dilakukan dengan berkirim surat, Hand Phone. Face Book,Twitter dan media sosial lain dengan begitu mudah, tetapi dengan face to face (bertatap muka) dan berjabat tangan akan terasa berbeda. Dengan datang, salam, duduk dan sedikit percakapan dan gurauan akan menambah keakraban.


3. Memperkokoh kepedulian dengan yang kurang beruntung
     Pada akhir bulan puasa atau sebelum menjalankan sholat sunnah Idul Fitri diwajibkan bagi Umat Islam untuk mengeluarkan zakat dan kemudian dibagikan kepada fakir miskin dan asnaf lainnya. Hal ini mengandung hikmah bahwa kepedulian dengan teman, tetangga atau saudara yang kurang beruntung perlu diperkokoh. Kepedulian semacam ini sebenarnya tidak hanya setahun sekali tetapi perlu dilakukan secara terus menerus. Sudah sepantasnya umat yang sudah beruntung harus mau berbagi kepada teman, saudara atau tetangga yang masih belum beruntung.

4. Mengenal adat istiadat dan budaya dari lain daerah.
     Ketika dalam perjalanan pulang dan kembali pada Hari Idul Fitri, para pemudik  tentu akan berhenti sejenak untuk beristirahat, sholat dan makan di daerah tertentu. Dengan sengaja atau tidak, mereka akan mengetahui adat, makanan atau budaya yang mereka singgahi. Dengan demikian mereka akan mengetahui adat istiadat, budaya bahkan makanan daerah tertentu yang ada di Indonesia. Sebagai pemudik dan sekaligus sebagai Warga Negara Indonesia tentu akan merasa bangga demikian kaya negeri ini dengan adat istiadat dan budayanya.

5. Melatih kesabaran dan menghormati pengguna jalan dan pihak keamanan
     Perjalanan kadang melelahkan. Kadang harus bersabar ketika ada kemacetan di jalan. Tanpa kenal lelah, Pihak Keamanan turun di jalan dan memberi rasa aman. Tak ketinggalan para simpatisan dan sukarelawan berada di posko lebaran. Dengan inilah kita perlu bersabar dan mengucapkan banyak terima kasih pada Pihak Keamanan dan Para Sukarelawan.

6. Lebih membiasaakan budaya antri 
     Para pengendara dan pengemudi kadang harus mengisi bahan bakar solar, premium atau pertamax di pom bensin dalam perjalanan mudik lebaran untuk kendaraan yang dikemudikan atau dikendarai. Dalam situasi seperti ini, siapa yang datang duluan harus dilayani lebih dulu, dan yang datang belakangan juga harus bersabar untuk diisi bahan bakar giliran belakang. Tidak boleh main srobot. Tidak boleh saling mendahului. Dengan demikian akan lebih membiasakan budaya antri.

     Para pembaca yang budiman, hari Idul Fitri adalah salah satu hari besar Umat Islam yang dirayakan dengan begitu meriah di negara kita tercinta Indonesia. Ada yang berpendapat merayakan hari Idul Fitri dengan berpakaian baru, berbaju dan sandal yang baru bagi anak anak kecil. Tetapi bagi remaja dan orang dewasa merayakan lebaran tidak harus berpakaian baru. Adanya kesempatan untuk bertemu dengan teman, tetangga dan handai taulan adalah sesuatu yang menggembirakan. 

      Demikian, semoga kita bisa menjumpai hari Idul Fitri di tahun tahun mendatang. (sumber gambar pada posting ini : http://indonesianway.com/).

0 komentar :

Posting Komentar