Laman

Gambar

SISWA PERINGKAT SEPULUH BESAR UN SMPN 1 KAYEN 2015

Gambar

BERGAMBAR BERSAMA DI HARI GURU NASIONAL 2014

Gambar

GAMBAR BERSAMA SETELAH PELEPASAN KELAS IX TAHUN 2013

Gambar

SMPN 1 KAYEN BERWISATA KE PANTAI KUTA PULAU BALI.

Gambar

JUARA 3, LOMBA PENELITIAN ILMIAH REMAJA, KAB. PATI 2013

Gambar

JUARA UMUM PENCAK SILAT BUPATI CUP 2014 KABUPATEN PATI

Gambar

SERAH TERIMA PENGURUS OSIS LAMA KE PENGURUS OSIS BARU

Selasa, 18 Agustus 2020

Renungan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75, 17 Agustus 2020

 Ditulis dan dipostingkan kembali oleh Pak Damin

Tulisan ini pernah penulis postingkan pada Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tiga tahun lalu. Dikarenakan ulasan masih relevan dengan situasi dan keadaan sekarang, maka tidak ada salahnya apabila Admin mempostingkan kembali tulisan tersebut dengan revisi seperlunya. 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa para Pahlawan nya. Tiga ratus lima puluh tahun atau setengah abad bangsa kita berada dibawah kekuasaan dan penjajahan Kolonial Belanda. Tiga setengah tahun kita berada dibawah cengkeraman bangsa  Jepang. Sebelum kedua bangsa itu menjajah bangsa kita, bangsa kita adalah bangsa yang merdeka. Keberadaan Kerajaan Nasional Sriwijaya  dan  Kerajaan Nasional  Majapahit adalah sebagai bukti bahwa bangsa  kita adalah bangsa yang besar,bangsa yang berdaulat dan bangsa yang merdeka.

Di masa penjajahan, segala sesuatu diatur, dari aturan sosial kemasyarakatan,pendidikan,perdagangan  hingga pemerintahan. Kita tidak boleh membantah. Kita harus tunduk patuh. Kita harus menuruti segala aturan mereka. Kita ibarat sapi perah. Kerja rodi pada masa Penjajahan Belanda dan Rhomusha pada masa Penjajahan Jepang, adalah bukti dari semua itu. Kerja Rodi dan Rhomusa adalah kerja paksa tanpa upah. Boleh dikata kita menjadi budak dan buruh di negeri sendiri. Sebagian besar  kekayaan alam dikeruk untuk kemakmuran bangsa Penjajah. Pedih,perih,pilu,menyakitkan. Untuk melanggengakan kekuasaan, mereka menggunakan taktik Devide At Impera, Memecah belah dan menguasai. Mengadu domba dan kemudian mereka menguasai.

Dari ketidak adilan, kesengsaraan, timbul perlawanan sengit yang muncul dari setiap daerah di negeri ini.Tak hanya harta benda, nyawapun dipertaruhkan untuk perjuangan melawan kezaliman penjajah. Pangeran Antasari,Patimura,Hasanudin,Pangeran Diponegoro,Faletehan,Cut Nya Din, Tuanku Imam Bonjol dan masih banyak lagi pahlawan nasional yang lain rela mengorbankan nyawa untuk negeri ini. Karena perjuangan yang masih terkotak kotak, walau dengan segala upaya dan segala persenjataan, perlawanan dapat diredam dan ditumpas oleh  Penjajah. 

Keinginan untuk merdeka lepas dari penjajah,  ada satu senjata yang ampuh yaitu Persatuan dan Kesatuan.Menyadari kelemahan perjuangan yang bersikap kedaerahan, perlu diwujudkan perjuangan secara menyeluruh, perjuangan secara nasional. Oleh karena itu, pada tanggal 28 Oktober 1928 diadakan Sumpah Pemuda dengan isi  Sumpah:  Bertanah air satu Tanah Air Indonesia,Berbangsa satu Bangsa Indonesia, dan berbahasa satu Bahasa Indonesia. Penggalangan persatuan bangsa nampaknya tidak dapat ditawar lagi, Sejak saat itulah sebagian besar masyarakat Indonesia menyadari bahwa hanya dengan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dan perjuangan yang luar biasa akan mengusir penjajahan dari bumi pertiwi.


Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs Moh. Hatta  atas nama Bangsa Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan Republik Indonesia tentu saja dengan dukungan seluruh masyarakat Indonesia pada waktu itu. Tak sedikit pengorbanan harta, jiwa dan raga para pejuang kemerdekaan yang dengan penuh semangat mengusir penjajah dari Republik Indonesia tercinta ini.


Gambar : Ir. Soekarno
Gambar : Drs. Mohammad Hatta
Dalam kita  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ....Agama boleh beda, kepercayaan  boleh beda, suku boleh beda, bahasa boleh beda, warna kulit boleh beda, adat istiadat boleh beda,warna kulit boleh beda, jenis rambut boleh beda, partai boleh beda, ras boleh beda,warna boleh beda....Tapi kita tidak ingin bercerai berai,kita tidak ingin menderita, kita tak ingin lagi berada dibawah tekanan Penjajah, kita ingin tetap hidup merdeka. Walau kita berbeda agama, berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda adat istiadat....Tetapi kita tetap satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia. Kita juga satu bendera yaitu bendera Merah Putih.Walau kita kadang tak sependapat, kita telah  mampu dan sudah selayaknya hidup rukun berdampingan. Saling membantu,saling menolong satu sama lain dalam berbuat kebaikan. Tak memandang suku, tak memandang agama, tak memandang bahasa, tak memandang perbedaan yang ada, kita hidup rukun. Berbeda dalam Persatuan. Persatuan dalam Perbedaan. Unity in Deversity.

Walau bangsa Indonesia tidak ingin dijajah, bukan berarti kita bisa hidup sendiri. Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa kita adalah merupakan  bagian dari dunia. Kita butuh bangsa dan negara lain untuk saling bekerja sama dan saling membantu dan selalu hidup rukun dengan negara negara lain di dunia ini. 
Politik luar negeri yang bebas dan aktif, menjadikan bangsa kita yang merupakan bagian dari dunia  mengisyaratkan untuk saling bekerja sama, saling menghargai dan saling menghormati dengan bangsa dan negara lain di dunia ini.


Memang cita -cita para pendiri bangsa ini yang tertera pada Pembukaan UUD 1945 belum sepenuhnya terwujud. Tetapi bila kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara kita bandingkan dengan di alam penjajahan adalah 180 derajat. Menurut buku sejarah yang kita baca dan menurut beberapa pelaku sejarah yang sekarang masih hidup, di masa Penjajahan tak tersedia secara melimpah nasi, jagung dan ketela atau sagu  untuk dimakan. Bila tak ada makanan, bonggol pisang juga dimasak dan dimakan. Pada masa penjajahan, pakaian yang dikenakan adalah kain goni. Sekarang kita memakai pakaian dari kain.


Telah banyak yang telah dicampai oleh masyarakat setelah kemerdekaan. Bangsa kita telah diakui sebagai bangsa yang berdaulat dan bangsa yang merdeka oleh sebagian besar bangsa bangsa di dunia.Bendera merah putih telah dikibarkan sejajar dengan bendera bendera kebangsaan dari seluruh dunia di kantor pusat Perserikatan Bangsa Bangsa di New York Amerika Serikat. Banyak masyarakat dari bangsa lain yang mengunjungi Indonesia. Sebagian dari mereka terkagum kagum dengan keindahan bumi pertiwi, keramahan masyarakat dan beraneka warna adat istiadat dan dengan hidup rukunnya masyarakat Indonesia dengan latar belakang agama yang berbeda. Persediangan sandang, pangan, tempat tinggal yang cukup, udara segar, serta layanan pendidikan dan kesehatan yang cukup memadai.

Tetapi ada permasalahan permasalahan yang masih perlu dipecahkan bersama, misalnya:
1. Hutang Luar Negeri Bangsa Indonesia yang cukup besar yang perlu dicicil, dikurangi atau bahkan kalau bisa segera dapat dilunasi.
2. Sebagian masyarakat yang hidup dalam kemiskinan.
3. Bertambahnya angkatan kerja yang demikian besar setiap tahunnya,
4. Masih besarnya biaya pendidikan di beberapa satuan pendidikan ( terutama biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi)
5. Menurunnya rasa nasionalisme bangsa dengan adanya beberapa kelompok atau orang yang sengaja memberikan ijin demikian mudah kepada perusahaan dalam negeri atau perusahaan asing dengan tidak mempedulikan kepentingan masyarakat banyak dan kepentingan nasional.
6. Kemalasan untuk beribadat, belajar, bekerja, bergotong royong yang dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia.
7. Dengan adanya Otonomi Daerah, disinyalir ada Bupati, Gubernur atau Wali Kota yang menyalahgujnakan jabatan dan wewenangnya untuk menjual belikan jabatan tertentu untuk kepentingan pribadi, kelompok atau golongannya. Dengan jual beli jabatan, tentu saja orang yang membeli jabatan tersebut akan membabi buta untuk segera mengembalikan uangnya, sehingga kemungkinan besar mengabaikan kepentingan rakyat banyak dan bisa juga merugikan negara.

Mari kita peringati Hari Kemerdekaan yang ke 73 dengan sepenuh hati. Kita peringati Hari Kemerdekaan dengan mengucapkan rasa bersyukur kepada Allah SWT, Kita peringati Hari Kemerdekaan ini dengan tetap mempertahankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dan selalu bekerja keras serta seta berusaha menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan kita masing-masing untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengisi kemerdekaan. 

Terima kasih kepada semua para pahlawan negeri ini. Semoga Yang Maha Kuasa mengampuni dosa para Pahlawan Indonesia dan menempatkan ke tempat yang membahagiakan di kehidupan setelah kematian. Semoga bangsa kita tetap merdeka sampai akhir zaman....HIDUP TERUS NEGERI TERCINTA KITA......INDONESA