Ditulis dan dipostingkan : Kamis, 6 Maret 2\014. Oleh Admin Web.
Para Pembaca Web SMP N 1 Kayen yang budiman, inilah sebuah cerita dari Mas Rifasanjaya tentang sebuah Pendakian Puncak GUNUNG CIREMAI di Jawa Barat. Cerita ini saya sadur dari sebuah blog milik Beliau yaitu :http://rifasanjaya.files.wordpress.com/ Terima kasih Mas Rifa Sanjaya telah mau syaring pengalaman Panjenengan.
Para Pembaca Web SMP N 1 Kayen yang budiman, inilah sebuah cerita dari Mas Rifasanjaya tentang sebuah Pendakian Puncak GUNUNG CIREMAI di Jawa Barat. Cerita ini saya sadur dari sebuah blog milik Beliau yaitu :http://rifasanjaya.files.wordpress.com/ Terima kasih Mas Rifa Sanjaya telah mau syaring pengalaman Panjenengan.
Gunung Ciremai,merupakan Gunung Tertinggi di Jawa Barat tepatnya
berada di wilayah Kabupaten Kuningan yang berbatasan dengan Kab. Cirebon
dan Kab. Majalengka, memiliki ketinggian sekitar 3.078 meter dari
permukaan laut (mdpl). Gunung Ciremai merupakan salah satu gunung yang
memiliki daya tarik tersendiri bagi para pendaki maupun pecinta alam
yang menyukai tantangan, karena selain jalur pendakiann yang memiliki
tingkat kesulitan yang cukup berat ditambah lagi dengan mitos mistisnya
yang bagi sebagian pendaki dipercaya sebagai gunung yang angker.
Perjalanan yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 1 jam dari Pusat Kota
Cirebon atau sekitar 6 jam waktu perjalanan dari pusat Kota Jakarta
untuk dapat mencapai titik awal pendakian yakni di Linggarjati.
Sebenarnya ada beberapa jalur pendakian untuk dapat menaiki Gunung
Ciremai hingga ke puncaknya, yakni jalur pendakian Palutungan dari desa
Cisantana Kec. Cigugur Kab. Kuningan, jalur pendakian Apuy dari Kab.
Majalengka dan Jalur pendakian Linggarjati dari desa Linggarjati Kec.
Cilimus. Namun jalur Linggarjati lah yang kami pilih karena menjadi
primadona untuk dilewati para pendaki yang hendak menuju ke puncak
Gunung Ciremai, karena selain mudah dijangkau, kebetulan sarana
transportasinya pun cukup memadai serta di sana terdapat pula objek
wisata alam Linggarjati yang cukup ramai pengunjungnya. Namun jika ingin
menghadapi jalur pendakian yang tantangannya lebih mudah, disarankan
untuk melewati jalur pendakian Palutungan karena kondisi jalannya yang
relatif lebih landai dengan jarak tempuh sekitar 10 km dan melewati
sekitar 9 pos pendakian, diantaranya pos Palutungan, Cigowong, Kuta,
Pangguyangan Badak, Arban, Tanjakan Asoy, Pasanggrahan, Gua Walet yang
selanjutnya perjalanan menuju ke puncak Gunung Ciremai.
Bagi rekan-rekan yang baru pertama hendak mendaki Gunung Ciremai,
saya sarankan agar membawa perbekalan yang memadai terutama masalah
persediaan air yang cukup untuk dapat sampai di puncak hingga kembali
lagi ke bawah, karena khawatir pada saat melakukan perjalanan,
kondisinya sedang tidak musim hujan karena nantinya agak susah untuk
mendapatkan air selama di perjalanan apalagi ketika sampai di puncaknya
karena posisi air terdapat di Cibunar (dari jalur Linggarjati) atau di
Cigowong (dari jalur Palutungan) yang letaknya di pos awal pendakian.
Dan sama seperti di alam bebas lainnya, agar untuk tetap menjaga sikap,
tutur kata dan niat-niat yang tidak baik, harus tetap fokus pada tujuan
yang hendak menaiki gunung tersebut hingga sampai di puncaknya. Jika
kondisi dirasa tidak memungkinkan, lebih baik urungkan niat untuk
melanjutkan perjalanan, sekedar untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan seperti terjadinya perpecahan kelompok apabila perjalanan
dilakukan secara rombongan. Karena bukan baru terjadi beberapa kali
kejadian, namun sudah seringkali terjadi adanya pendaki yang hilang atau
terpisah dari rombongan dan tidak diketahui nasibnya. Karena akan
banyak kita jumpai “In Memoriam” untuk mengenang dan menghormati para
pendaki yang meninggal ketika melakukan perjalanan menuju ke puncaknya.
Mudah-mudahan hal seperti itu tidak terjadi pada kita maupun rekan-rekan
lainnya.
Tahap-tahap untuk dapat mencapai puncak Gunung Ciremai kita harus
melewati beberapa pos, diantarnya Cibunar, Leweung Datar, Condong Amis,
Kuburan Kuda, Pangalap, Tanjakan Binbin, Tanjakan Seruni, Bapa Tere,
Batu Lingga, Sanggabuana bawah, Sanggabuana atas, Pengasinan, barulah
kita bisa mencapai titik tertinggi dari Gunung Ciremai yakni di Puncak
Sunan Cirebon. Rata-rata perjalanan untuk dapat mencapai puncak ini
membutuhkan waktu tempuh sekitar 8 – 11 jam perjalanan, sehingga
disarankan untuk beberapa kali membuka tenda untuk menjaga stamina serta
mengurangi rasa lelah jika harus terus menerus menapaki perjalanan
hingga ke puncak tanpa henti. Namun rasa lelah yang seakan tergantikan
dengan indahnya pemandangan dari Puncak Gunung Ciremai. Puncak Gunung
Ciremai memberikan pemandangan yang menakjubkan. Kaldera yang dengan
kawah biru di tengahnya yang terdiri dari batuan vulkanis dan sisa-sisa
lava yang membeku hasil letusan yang entah kapan terjadinya. Bila cuaca
tidak berkabut, dari puncak Ciremai kita dapat memandang jauh ke arah
timur tepatnya ke puncak Gunung Slamet, Sindoro, dan Sumbing serta
gugusan garis pantai Cirebon yang tampak cantik dengan lengkungannya.
Kami hanya menikmati puncak Gunung Ciremai selama sekitar setengah jam
karena hembusan angin yang kencang dan udaranya yang cukup dingin hingga
terasa menusuk ke dalam tulang membuat kami tidak ingin untuk berada
berlama-lama di sana, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
kami inginkan. Pemandangan kawah yang menakjubkan, serta gumpalan awan
putih laksana permadani yang tepat terhampar di hadapan mata kita,
sungguh satu pemandangan yang membuktikan betapa Maha Kuasa Sang
Pencipta dengan Mahakarya-Nya yang begitu indah tak tertandingkan. Namun
perjalanan tersebut terasa cukup bagi kami karena saatnya harus kembali
ke rumah untuk melakukan rutinitas seperti sedia kala. Kami kembali
dengan membawa begitu banyak cerita dan pengalaman dalam perjalanan
tersebut dan memasukan nama Gunung Ciremai ke dalam agenda tahunan
perjalanan kami.
Demikian Pengalam dari seorang pendaki Gunung Ciremai. Semoga bermanfaat.
0 comments :
Posting Komentar